BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masyarakat Indonesia
merupakan suatu masyarakat majemuk yang memiliki keanekaragaman di dalam
berbagai aspek kehidupan. Bukti nyata adanya kemajemukan di dalam masyarakat
kita terlihat dari beragamnya suku bangsa yang menghuni Kepulauan Indonesia.
Tidak dapat kita pungkiri bahwa suku bangsa itulah yang membuat negara kita
menjadi semakin kaya akan kebudayaan. Hal ini dikarenakan berbeda suku, berbeda
juga peradaban yang dibawa.
Manusia di berbagai wilayah pasti berbeda, entah itu berdasarkan ras, suku, budaya, dan lain lain. Manusia di
daerah Inggris pasti memiliki ras yang berbeda dengan manusia yang berada di Indonesia. Perbedaan ini bisa disebabkan oleh perbedaan nenek moyang yang dibawanya. Indonesia sendiri memiliki berbagai sumber tentang nenek moyang mereka. Berbagai teori tentang asal usul nenek moyang Indonesia telah masuk ke Indonesia. Salah satu contoh, yaitu Prof. Dr. H. Kern. Ilmuwan asal Belanda ini menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari Asia. Kern berpendapat bahwa bahasa - bahasa yang digunakan di kepulauan Indonesia, Polinesia,
Melanesia, Mikronesia memiliki akar bahasa yang sama, yakni bahasa Austronesia. Kern
menyimpulkan bahwa bangsa Indonesia berawal dari satu daerah dan menggunakan bahasa Campa. Menurutnya,
nenek-moyang bangsa
Indonesia menggunakan perahu-perahu bercadik menuju kepulauan Indonesia.
Pendapat Kern ini didukung oleh adanya persamaan nama dan bahasa yang dipergunakan di daerah Campa dengan
di Indonesia, misalnya kata “kampong” yang banyak digunakan sebagai kata tempat di
Kamboja. Selain nama geografis, istilah-istilah binatang dan alat perang pun banyak kesamaannya. Tetapi pendapat ini di sangkal oleh K. Himlydan P.W.
Schmidt berdasarkan perbendaharaan bahasa Campa.
Contoh yang
lain yaitu Willem
Smith. Melihat asal-usul bangsa Indonesia melalui penggunaan bahasa oleh orang-orang Indonesia. Willem Smith membagi bangsa-bangsa di Asia atas dasar bahasa yang dipakai, yakni bangsa yang berbahasaTogon, bangsa yang
berbahasa Jerman, dan bangsa yang berbahasa Austria.
Lalubahasa Austria dibagi dua, yaitu bangsa yang berbahasa Austro Asia danbangsa
yang berbahasa Austronesia. Bangsa-bangsa yang berbahasa Austronesia ini mendiami wilayah Indonesia, Melanesia, dan Polinesia.
Ambon merupakan sebuah kota
sekaligus ibukota dari Provinsi Maluku yang didiami oleh banyak suku dan ras.
Oleh karena itu, tidak heran apabila Ambon memiliki karakteristik kebudayaan
yang berbeda baik dari segi agama, mata pencaharian, kesenian, dan lain-lain.
Karena keunikan kebudayaan yang dimiliki oleh kota Ambon itulah, maka dalam
makalah ini kami akan membahas tentang kebudayaan, kemajuan peradaban, dan
persebaran penduduk di Kota Ambon.
Melihat dari dua pendapat diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia tidak berasal dari satu ras saja, melainkan campuran campuran ras. Oleh karena itu, kelompok kami mencoba ingin mengetahui migrasi manusia ke kepulauan
Indonesia dengan lebih dekat dan lebih mendalam. Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang proses migrasi tersebut. Lebih tepatnya, kelompo kami akan membahas persebaran manusia di Indonesia, khususnya pada wilayah Ambon.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana bagan tentang
gelombang migrasi bangsa ke Kepulauan Indonesia?
2. Bagaimana proses persebaran bangsa
dari Asia Tengah ke Kota Ambon?
3. Suku apasajakah yang menjadi
suku bangsa keturunan Kota Ambon?
4. Bagaimana kemajuan peradaban
yang terjadi di Kota Ambon dan sebutkan contohnya?
C.
Tujuan
1. Mengetahui proses persebaran bangsa
dari Asia Tengah ke Kepulauan Indonesia, khususnya Kota Ambon.
2. Mengetahui suku-suku yang
menjadi suku bangsa keturunan Kota Ambon.
3. Mengetahui kemajuan peradaban
yang terjadi di Kota Ambon.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Gelombang Migrasi Bangsa ke
Kepulauan Indonesia
GELOMBANG
|
JENIS BANGSA
|
RUMPUN BANGSA
|
JENIS RAS
|
1
|
Papua melanosoid
|
Melanosoide
|
Negroid
|
2
|
Proto Melayu/MelayuTua
|
Austronesia
|
Austromelanosoid
|
3
|
DeutroMelayu/MelayuMuda
|
Austronesia
|
Mongoloid
|
Pada tahun 2000 SM mulai terjadi migrasi/ perpindahan ras dari berbagai daerah ke Indonesia, yaitu :
1.
Migrasi pertama, Bangsa
Papua Melanosoid dengan ras Negroid.
Ciri dari ras
berkulit hitam,
bertubuh tinggi, dan
berambut keriting. Ras ini datang ini dari Afrika. Di Indonesia ras ini sebagian besar mendiami daerah Papua. Selain itu, suku bangsa Papua
Melanosoid awalnya membawa kebudayaan kapak genggam. Keturunan ras Negroid terdapat di Riau (pedalaman) yaitu suku Siak (Sakai), serta keturunan suku bangsa Papua melanesoid sendiri saat ini mendiami Pulau Papua dan
Pulau Melanesia.
2. Migrasi kedua, Bangsa
Melayu Tua
(Proto Melayu) dengan ras Austromelanosoid.
Ciri ras ini adalah berkulit sawo matang, bertubuh tidak terlalu tinggi, dan berambut lurus. Ras yang lebih dibahas di sini termasuk dalam Ras Mongoloid (sub ras
Malayan Mongoloid)
berasal dari daerah Yunan (Asia Tengah) masuk ke Indonesia melalui Hindia Belakang (Vietnam)/ Indo Cina
baru selanjutnya ke Indonesia.
Di Indonesia Ras ini menyebar melalui 2 jalur sesuai dengan jenis kebudayaan Neolithikum yang dibawanya,
yaitu.
Jalur pertama, melalui jalur barat dan membawa kebudayaan berupa kapak persegi. Dengan menempuh jalur darat dari Yunan mereka menuju ke Semenanjung Melayu melalui Thailand selanjutnya menuju ke Sumatra, Jawa, Bali, ada
pula yang menuju Kalimantan dan berakhir di NusaTenggara. Keturunan Proto Melayu yang melalui jalur ini adalah masyarakat/SukuBatak, Nias(Sumatra Utara), Mentawai (Sumatra Barat), Suku Dayak
(Kalimantan), dan Suku Sasak
(Lombok).
Jalur kedua, melalui jalur timur dan membawa kebudayaan berupa kapak lonjong. Dengan menempuh jalur laut dari Yunan (Teluk Tonkin) menyusuri Pantai Asia Timur menuju Taiwan, Filipina, kemudian ke daerah Sulawesi, Maluku, ke Irian selanjutnya sampai ke Australia. Keturunan Proto Melayu yang melalui jalur ini adalah suku Toraja (Sulawesi Selatan), Suku Papua (Irian), Suku Ambon, Ternate,
Tidore (Maluku).
3. Migrasi Ketiga, Bangsa
Melayu
Muda (Deutro Melayu) dengan ras Mongoloid.
Sekitar 500
SM datang migrasi dari Bangsa Deutro Melayu dari daerah Teluk Tonkin, Vietnam selanjutnya mendesak keturunan Bangsa Proto Melayu yang telah menetap lebih dahulu dan masuk ke Indonesia menyebar ke berbagai daerah baik di pesisir pantai maupun pedalaman. Ras ini pada awalnya membawa
kebudayaan perhiasan, nekara, kapak corong, chandrasa dan moko.
Keturunan dari Deutro Melayu yaitu suku Minang (Sumatra barat), Suku Jawa, dan Suku Bugis (Sulawesi Selatan). Ras ini pada
perkembangannya mampu melahirkan kebudayaan baru yang selanjutnya menjadi kebudayaan bangsa Indonesia sekarang.
2. Proses Penyebaran Bangsa dari
Asia Tengah ke Ambon
Sekitar tahun 2.000 SM diduga
bangsa Proto Melayu (Melayu Tua) telah tiba di Kepulauan Nusantara. Bangsa ini menjadi
pembawa kebudayaan neolithikum dalam dua cabang jalur persebaran, yaitu :
· Jalur barat adalah bangsa
Proto Melayu yang disebut ras Austronesia. Arah gelombang cabang yang kedua ini
dimulai dari Yunnan kemudian ke Malaya, Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan
pulau-pulau lainnya. Jenis kebudayaan yang mereka bawa berupa kapak persegi. Keturunan Proto Melayu yang melalui jalur ini adalah masyarakat/SukuBatak, Nias (Sumatra Utara), Mentawai
(Sumatra Barat), Suku Dayak (Kalimantan), dan Suku Sasak (Lombok).
·
Jalur timur yaitu bangsa yang membawa kebudayaan kapak lonjong yang disebut
sebagai ras Papua-Melanosoid. Arah persebarannya dari Yunan lewat
Filipina, kemudian ke Sulawesi Utara, Maluku, dan ada yang sampai ke Irian. Keturunan Proto Melayu yang melalui jalur ini adalah sukuToraja
(SulawesiSelatan), Suku Papua
(Irian), Suku Ambon, Ternate, Tidore (Maluku).
3. Suku Bangsa Keturunan Ambon
Terdapat banyak suku dan ras yang mendiami kota Ambon. Diantaranya adalah suku bangsa Arab, Buton (yang telah menetap hingga 5 generasi), dan Tionghoa yang pada mulanya datang untuk berdagang. Disampingi tuter dapat pula Suku Minahasa, Jawa, Minang yang telah lama
datangke Ambon. Suku-suku tersebut berasal dari luar Kepulauan Maluku. Mereka pindah ke
Ambon karena program migrasi ataupun faktor lainnya. Sedangkan, sebagian besar penduduk adalah orang Ambon yang merupakan keturunan langsung suku-suku Alifuru, penduduk asli Maluku yang merupakan rumpun ras Papua-Melanesoid (Melanesia) yang berkulit gelap.
Selain itu, ada juga ras
Weddoid. Ciri ras ini adalah berkulit hitam, bertubuh sedang, dan berambut keriting. Ras ini datang dari India bagian selatan. Keturunan ras ini mendiami kepulauan Maluku dan Nusa Tenggara Timur (Kupang).
4. Kemajuan Peradaban Suku Ambon
Seiring berjalannya waktu,
peradaban berbagai suku dan ras yang ada di Ambon tentunya mengalami kemajuan
yang berarti. Hal ini didukung berbagai faktor baik dari dalam maupun luar
pulau. Kebanyakan dari perubahan tersebut dikarenakan proses asimilasi dan
akulturasi kebudayaan dengan bangsa asing. Tentunya tidak semua kebudayaan baru
membawa dampak positif, ada juga yang membawa dampak negatif. Diantaranya
sebagai berikut:
Ø Alat-alat yang digunakan pada
saat ini lebih canggih daripada zaman dahulu
Ø Tidak menggunakan baju adat
suku Ambon setiap hari
Ø Mata pencaharian Suku Ambon
sekarang lebih bervariasi
Ø Bahan makanan pokok Suku
Ambon yang dikonsumsi lebih bermacam-macam
Ø Tanaman
yang orang Ambon tanam sebagai petani adalah kentang, kopi, tembakau,
cengkih, dan buah-buahan.
Ø Orang
Ambon juga sudah menanam padi dan tanaman pokok lainnya dengan teknik persawahan Jawa.
5. Contoh Kemajuan Peradaban
Suku Ambon
Ø Tidak lagi menggunakan jerat
dan lembing yang dilontarkan dengan jebakan saat berburu, melainkan menggunakan
tembak/pistol.
Ø Penampilan gaya berbusana saat menghadiri upacara adat dan upacara keagamaan berbeda dengan yang dikenakan sehari-hari. Walaupun model bajunya sama, tapi kualitas bahan yang digunakan berbeda. Busana adat yang dikenakan dalam kesempatan tersebut biasanya hitam polos atau warna dasar hitam.
Ø Saat ini sudah mulai banyak
suku Ambon yang bermata pencaharian seperti guru, penjahit, dan lain-lain,
tidak seperti zaman dulu yang masih mayoritas pencahariannya sebagai petani dan
nelayan.
Ø Suku Ambon mulai mengkonsumsi
beras, walaupun belum menggantikan sagu sebagai makanan pokok.
Ø Karena menggunakan teknik persawahan Jawa, tanaman yang
dihasilkan semakin beragam. Saat ini tanaman yang orang Ambon
tanam sebagai petani adalah kentang, kopi, tembakau,
cengkih, dan buah-buahan.
BAB III
PENUTUP
Masyarakat Indonesia
merupakan masyarakat majemuk dengan keanekaragaman di dalam berbagai aspek
kehidupan. Hal ini dapat kita jumpai dengan bukti beragamnya suku bangsa yang
menghuni Kepulauan Indonesia. Tidak dapat kita pungkiri bahwa suku bangsa itulah yang membuat negara kita
menjadi semakin kaya akan kebudayaan.
Dari sekian banyak kota yang
ada, Ambon menjadi kota yang begitu istimewa. Ambon merupakan sebuah kota
sekaligus ibukota dari Provinsi Maluku yang didiami oleh banyak suku dan ras.
Oleh karena itu, tidak heran apabila Ambon memiliki karakteristik kebudayaan
yang berbeda baik dari segi agama, mata pencaharian, kesenian, dan lain-lain.
Perbedaan kebudayaan tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor baik dari dalam
maupun luar pulau tersebut sangat mempengaruhi kemajuan peradaban yang ada di
Ambon. Karena dapat membawa dampak positif dan negatif bagi msyarakat Ambon.
2 komentar:
Blog yang bagus... semoga blognya terus berkembang... semoga blognya terus berkembang... Saya ingin berbagi artikel tentang Sawah Padi Longji di Guilin, China di http://stenote-berkata.blogspot.com/2017/12/sawah-padi-di-longji.html
Lihat juga video di youtube https://youtu.be/-FEADXHsiSM
Posting Komentar