Selasa, 02 September 2014

Makalah Sejarah Tentang Jalur Penduduk di Ambon

Diposting oleh Sofi di 01.56


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Masyarakat Indonesia merupakan suatu masyarakat majemuk yang memiliki keanekaragaman di dalam berbagai aspek kehidupan. Bukti nyata adanya kemajemukan di dalam masyarakat kita terlihat dari beragamnya suku bangsa yang menghuni Kepulauan Indonesia. Tidak dapat kita pungkiri bahwa suku bangsa itulah yang membuat negara kita menjadi semakin kaya akan kebudayaan. Hal ini dikarenakan berbeda suku, berbeda juga peradaban yang dibawa.
Manusia di berbagai wilayah pasti berbeda, entah itu berdasarkan ras, suku, budaya, dan lain lain. Manusia di daerah Inggris pasti memiliki ras yang berbeda dengan manusia yang berada di Indonesia. Perbedaan ini bisa disebabkan oleh perbedaan nenek moyang yang dibawanya. Indonesia sendiri memiliki berbagai sumber tentang nenek moyang mereka. Berbagai teori tentang asal usul nenek moyang Indonesia telah masuk ke Indonesia. Salah satu contoh, yaitu Prof. Dr. H. Kern. Ilmuwan asal Belanda ini menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari Asia. Kern berpendapat bahwa bahasa - bahasa yang digunakan di kepulauan Indonesia, Polinesia, Melanesia, Mikronesia memiliki akar bahasa yang sama, yakni bahasa Austronesia. Kern menyimpulkan bahwa bangsa Indonesia berawal dari satu daerah dan menggunakan bahasa Campa. Menurutnya, nenek-moyang bangsa Indonesia menggunakan perahu-perahu bercadik menuju kepulauan Indonesia. Pendapat Kern ini didukung oleh adanya persamaan nama dan bahasa yang dipergunakan di daerah Campa dengan di Indonesia, misalnya kata “kampong” yang banyak digunakan sebagai kata tempat di Kamboja. Selain nama geografis, istilah-istilah binatang dan alat perang pun banyak kesamaannya. Tetapi pendapat ini di sangkal oleh K. Himlydan P.W. Schmidt berdasarkan perbendaharaan bahasa Campa.
Contoh yang lain yaitu Willem Smith. Melihat asal-usul bangsa Indonesia melalui penggunaan bahasa oleh orang-orang Indonesia. Willem Smith membagi bangsa-bangsa di Asia atas dasar bahasa yang dipakai, yakni bangsa yang berbahasaTogon, bangsa yang berbahasa Jerman, dan bangsa yang berbahasa Austria. Lalubahasa Austria dibagi dua, yaitu bangsa yang berbahasa Austro Asia danbangsa yang berbahasa Austronesia. Bangsa-bangsa yang berbahasa Austronesia ini mendiami wilayah Indonesia, Melanesia, dan Polinesia.
          Ambon merupakan sebuah kota sekaligus ibukota dari Provinsi Maluku yang didiami oleh banyak suku dan ras. Oleh karena itu, tidak heran apabila Ambon memiliki karakteristik kebudayaan yang berbeda baik dari segi agama, mata pencaharian, kesenian, dan lain-lain. Karena keunikan kebudayaan yang dimiliki oleh kota Ambon itulah, maka dalam makalah ini kami akan membahas tentang kebudayaan, kemajuan peradaban, dan persebaran penduduk di Kota Ambon.
Melihat dari dua pendapat diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia tidak berasal dari satu ras saja, melainkan campuran campuran ras. Oleh karena itu, kelompok kami mencoba ingin mengetahui migrasi manusia ke kepulauan Indonesia dengan lebih dekat dan lebih mendalam. Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang proses migrasi tersebut. Lebih tepatnya, kelompo kami akan membahas persebaran manusia di Indonesia, khususnya pada wilayah Ambon.



B.    Rumusan Masalah
1.     Bagaimana bagan tentang gelombang migrasi bangsa ke Kepulauan Indonesia?
2.    Bagaimana proses persebaran bangsa dari Asia Tengah ke Kota Ambon?
3.    Suku apasajakah yang menjadi suku bangsa keturunan Kota Ambon?
4.    Bagaimana kemajuan peradaban yang terjadi di Kota Ambon dan sebutkan contohnya?
C.    Tujuan
1.     Mengetahui proses persebaran bangsa dari Asia Tengah ke Kepulauan Indonesia, khususnya Kota Ambon.
2.    Mengetahui suku-suku yang menjadi suku bangsa keturunan Kota Ambon.
3.    Mengetahui kemajuan peradaban yang terjadi di Kota Ambon.









BAB II
PEMBAHASAN
1.     Gelombang Migrasi Bangsa ke Kepulauan Indonesia



GELOMBANG
JENIS BANGSA
RUMPUN BANGSA
JENIS RAS
1
Papua melanosoid
Melanosoide
Negroid
2
Proto Melayu/MelayuTua
Austronesia
Austromelanosoid
3
DeutroMelayu/MelayuMuda
Austronesia
Mongoloid



Pada tahun 2000 SM mulai terjadi migrasi/ perpindahan ras dari berbagai daerah ke Indonesia, yaitu :
1.     Migrasi pertama, Bangsa Papua Melanosoid dengan ras Negroid.
Ciri dari ras berkulit hitam, bertubuh tinggi, dan berambut keriting. Ras ini datang ini dari Afrika. Di Indonesia ras ini sebagian besar mendiami daerah Papua. Selain itu, suku bangsa Papua Melanosoid awalnya membawa kebudayaan kapak genggam. Keturunan ras Negroid terdapat di Riau (pedalaman) yaitu suku Siak (Sakai), serta keturunan suku bangsa Papua melanesoid sendiri saat ini mendiami Pulau Papua dan Pulau Melanesia.
2.    Migrasi kedua, Bangsa Melayu Tua (Proto Melayu) dengan ras Austromelanosoid.
Ciri ras ini adalah berkulit sawo matang, bertubuh tidak terlalu tinggi, dan berambut lurus. Ras yang lebih dibahas di sini termasuk dalam Ras Mongoloid (sub ras Malayan Mongoloid) berasal dari daerah Yunan (Asia Tengah) masuk ke Indonesia melalui Hindia Belakang (Vietnam)/ Indo Cina baru selanjutnya ke Indonesia.
Di Indonesia Ras ini menyebar melalui 2 jalur sesuai dengan jenis kebudayaan Neolithikum yang dibawanya, yaitu.
Jalur pertama, melalui jalur barat dan membawa kebudayaan berupa kapak persegi. Dengan menempuh jalur darat dari Yunan mereka menuju ke Semenanjung Melayu melalui Thailand selanjutnya menuju ke Sumatra, Jawa, Bali, ada pula yang menuju Kalimantan dan berakhir di NusaTenggara. Keturunan Proto Melayu yang melalui jalur ini adalah masyarakat/SukuBatak, Nias(Sumatra  Utara), Mentawai (Sumatra Barat), Suku Dayak (Kalimantan), dan Suku Sasak (Lombok).
Jalur kedua, melalui jalur timur dan membawa kebudayaan berupa kapak lonjong. Dengan menempuh jalur laut dari Yunan (Teluk Tonkin) menyusuri Pantai Asia Timur menuju Taiwan, Filipina, kemudian ke daerah Sulawesi, Maluku, ke Irian selanjutnya sampai ke Australia. Keturunan Proto Melayu yang melalui jalur ini adalah suku Toraja (Sulawesi Selatan), Suku Papua (Irian), Suku Ambon, Ternate, Tidore (Maluku).
3.    Migrasi KetigaBangsa Melayu Muda (Deutro Melayu) dengan ras Mongoloid.
Sekitar 500 SM datang migrasi dari Bangsa Deutro Melayu dari daerah Teluk Tonkin, Vietnam selanjutnya mendesak keturunan Bangsa Proto Melayu yang telah menetap lebih dahulu dan masuk ke Indonesia menyebar ke berbagai daerah baik di pesisir pantai maupun pedalaman. Ras ini pada awalnya membawa kebudayaan perhiasan, nekara, kapak corong, chandrasa dan moko.
Keturunan dari Deutro Melayu yaitu suku Minang (Sumatra barat), Suku Jawa, dan Suku Bugis (Sulawesi Selatan). Ras ini pada perkembangannya mampu melahirkan kebudayaan baru yang selanjutnya menjadi kebudayaan bangsa Indonesia sekarang.

2.    Proses Penyebaran Bangsa dari Asia Tengah ke Ambon
Sekitar tahun 2.000 SM diduga bangsa Proto Melayu (Melayu Tua) telah tiba di Kepulauan Nusantara. Bangsa ini menjadi pembawa kebudayaan neolithikum dalam dua cabang jalur persebaran, yaitu :
·       Jalur barat adalah bangsa Proto Melayu yang disebut ras Austronesia. Arah gelombang cabang yang kedua ini dimulai dari Yunnan kemudian ke Malaya, Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan pulau-pulau lainnya. Jenis kebudayaan yang mereka bawa berupa kapak persegi. Keturunan Proto Melayu yang melalui jalur ini adalah masyarakat/SukuBatak, Nias (Sumatra Utara), Mentawai (Sumatra Barat), Suku Dayak (Kalimantan), dan Suku Sasak (Lombok).
·       Jalur timur yaitu bangsa yang membawa kebudayaan kapak lonjong yang disebut sebagai ras Papua-Melanosoid. Arah persebarannya dari Yunan lewat Filipina, kemudian ke Sulawesi Utara, Maluku, dan ada yang sampai ke Irian. Keturunan Proto Melayu yang melalui jalur ini adalah sukuToraja (SulawesiSelatan), Suku Papua (Irian), Suku Ambon, Ternate, Tidore (Maluku).


3.    Suku Bangsa Keturunan Ambon
Terdapat banyak suku dan ras yang mendiami kota Ambon. Diantaranya adalah suku bangsa Arab, Buton (yang telah menetap hingga 5 generasi), dan Tionghoa yang pada mulanya datang untuk berdagang. Disampingi tuter dapat pula Suku Minahasa, Jawa, Minang yang telah lama datangke Ambon. Suku-suku tersebut berasal dari luar Kepulauan Maluku. Mereka pindah ke Ambon karena program migrasi ataupun faktor lainnya. Sedangkan, sebagian besar penduduk adalah orang Ambon yang merupakan keturunan langsung suku-suku Alifuru, penduduk asli Maluku yang merupakan rumpun ras Papua-Melanesoid (Melanesia) yang berkulit gelap.
Selain itu, ada juga ras Weddoid. Ciri ras ini adalah berkulit hitam, bertubuh sedang, dan berambut keriting. Ras ini datang dari India bagian selatan. Keturunan ras ini mendiami kepulauan Maluku dan Nusa Tenggara Timur (Kupang).

4.    Kemajuan Peradaban Suku Ambon
Seiring berjalannya waktu, peradaban berbagai suku dan ras yang ada di Ambon tentunya mengalami kemajuan yang berarti. Hal ini didukung berbagai faktor baik dari dalam maupun luar pulau. Kebanyakan dari perubahan tersebut dikarenakan proses asimilasi dan akulturasi kebudayaan dengan bangsa asing. Tentunya tidak semua kebudayaan baru membawa dampak positif, ada juga yang membawa dampak negatif. Diantaranya sebagai berikut:
Ø  Alat-alat yang digunakan pada saat ini lebih canggih daripada zaman dahulu
Ø  Tidak menggunakan baju adat suku Ambon setiap hari
Ø  Mata pencaharian Suku Ambon sekarang lebih bervariasi
Ø  Bahan makanan pokok Suku Ambon yang dikonsumsi lebih bermacam-macam
Ø  Tanaman yang orang Ambon tanam sebagai petani adalah kentang, kopi, tembakau, cengkih, dan buah-buahan.
Ø  Orang Ambon juga sudah menanam padi dan tanaman pokok lainnya dengan teknik persawahan Jawa.

5.    Contoh Kemajuan Peradaban Suku Ambon
Ø  Tidak lagi menggunakan jerat dan lembing yang dilontarkan dengan jebakan saat berburu, melainkan menggunakan tembak/pistol.
Ø  Penampilan gaya berbusana saat menghadiri upacara adat dan upacara keagamaan berbeda dengan yang dikenakan sehari-hari. Walaupun model bajunya sama, tapi kualitas bahan yang digunakan berbeda. Busana adat yang dikenakan dalam kesempatan tersebut biasanya hitam polos atau warna dasar hitam.
Ø  Saat ini sudah mulai banyak suku Ambon yang bermata pencaharian seperti guru, penjahit, dan lain-lain, tidak seperti zaman dulu yang masih mayoritas pencahariannya sebagai petani dan nelayan.
Ø  Suku Ambon mulai mengkonsumsi beras, walaupun belum menggantikan sagu sebagai makanan pokok.
Ø  Karena menggunakan teknik persawahan Jawa, tanaman yang dihasilkan semakin beragam. Saat ini tanaman yang orang Ambon tanam sebagai petani adalah kentang, kopi, tembakau, cengkih, dan buah-buahan.



BAB III
PENUTUP
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dengan keanekaragaman di dalam berbagai aspek kehidupan. Hal ini dapat kita jumpai dengan bukti beragamnya suku bangsa yang menghuni Kepulauan Indonesia. Tidak dapat kita pungkiri bahwa suku  bangsa itulah yang membuat negara kita menjadi semakin kaya akan kebudayaan.
Dari sekian banyak kota yang ada, Ambon menjadi kota yang begitu istimewa. Ambon merupakan sebuah kota sekaligus ibukota dari Provinsi Maluku yang didiami oleh banyak suku dan ras. Oleh karena itu, tidak heran apabila Ambon memiliki karakteristik kebudayaan yang berbeda baik dari segi agama, mata pencaharian, kesenian, dan lain-lain. Perbedaan kebudayaan tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor baik dari dalam maupun luar pulau tersebut sangat mempengaruhi kemajuan peradaban yang ada di Ambon. Karena dapat membawa dampak positif dan negatif bagi msyarakat Ambon.






2 komentar:

Anonim mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
stenote mengatakan...

Blog yang bagus... semoga blognya terus berkembang... semoga blognya terus berkembang... Saya ingin berbagi artikel tentang Sawah Padi Longji di Guilin, China di http://stenote-berkata.blogspot.com/2017/12/sawah-padi-di-longji.html
Lihat juga video di youtube https://youtu.be/-FEADXHsiSM

Posting Komentar

 

Blogi ( Teman baru Bugi dan Bogi ) Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea